Selasa, 27 Maret 2012

MINGGU 1 April 2012 PALMARUM

THEMA : SORAK – SORAI KEMULIAAN TUHAN (ALMANAK HKI 2012)
MARKUS 11:1-11


PENDAHULUAN
Pada bagian teks ini dikisahkan mengenai perjalanan Yesus dan murid-murid-Nya memasuki (mendekati) kota Yerusalem. Paralel perikop ini dapat dibaca di mateus 21:1-9; Lukas 19:28-39; Yohanes 12:12-16. Ditinjau dari sudut sejarahnya dapat dikatakan bahwa yesus kerap mengunjungi Yerusalem, tidak hanya pada usia 12 tahun (Luk 2:41-52), dan ketika menjelang kematian-Nya. Yerusalem memang merupakan tujuan perjalanan Yesus, sebab disanalah Dia akan dibunuh. Walaupun selama bertahun-tahun Dia mengajar, menyembuhkan penyakit di muka umum, Yesus cukup sering muncul di Yerusalem.
Patut dicatat juga bahwa Yerusalem bagi Markus merupakan kota musuh-musuh Yesus. Cerita mengenai Yesus yang memasuki kota Yerusalem diawali dengan suatu gambaran geografis, yang disusul dengan perintah Yesus kepada dua orang murid-Nya menyangkut cara Yesus akan memasuki kota Yerusalem. Instruksi Yesus disampaikan secara rinci. Penugasan kedua murid untuk menemukan seekor keledai muda yang tertambat ini menggemakan bahasa Perjanjian lama. Keledai muda mengingatkan pada Zakharia 9:9 yang menggambarkan bahwa Ratu Adil yang lemah lembut akan datang ke Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang.
Ciri rajawi Yesus juga digambarkan oleh Markus dengan keterangan bahwa para murid mengalasi keledai itu dengan pakaian mereka sebagai ganti pelana (permandani). Dengan gambaran ini markus memperkenalkan siapa sebenarnya Yesus yang memasuki kota Yerusalem ini. Bagi kita jelas bahwa Ia seorang Raja. Ia adalah Raja Mesias yang datang dalam nama Tuhan. Raja itu datang sebagai utusan Tuhan, dan bukan demi diriNya sendiri. Raja Mesias ini memang disambut dengan meriah namun ia berbeda dengan raja dunia lainnya. Ia datang bukan dengan segala kemewahannya dan kejayaan-Nya.. Ia datang bukan dengan menunggang kuda yang gagah perkasa, atau dengan mengacungkan pedang kemenangan. Ia tidak diiringi oleh sekelompok besar prajuritnya yang siap membelanya kapan saja dan yang penuh rasa bangga karena telah memerangi peperangan. Raja ini datang dengan menunggang keledai muda;  Ia bukan Raja yang yang lemah lembut: Ia adalah Raja Damai. Penyambutan seperti itu layaknya diberikan kepada seorang pembesar atau petinggi kerajaan. Orang-orang yang berkumpul mengaitkan hal itu dengan kemakmuran duniawi dan kemerdekaan dari Roma. Maka mereka berseru, “Hosana di tempat y ang maha tinggi!” (Markus 11:10)
TAFSIRAN AYAT
AYAT 1-6: PERKUNJUNGAN KE YERUSALEM SUNGGUH BERBEDA SEBELUMNYA
Untuk mengingatkan akan firman Tuhan dalam Zakharia 9:9 “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai”. Yesus menyuruh murid-Nya ke kampung yang ada dihadapan murid-Nya untuk dipinjamkan kepada Tuhan sebagai pemberi perintah. Di sana ditunjukkan kesederhanaan, karena murid-Nya sendiri tidak mengetahui siapa pemilik yang sebenarnya. Keledai yang Yesus tunggangi menggambarkan (band 1 Rajaraja 5:6-8) “penunjukkan kuasa tanpa ada yang melawan). Dari kota Yeriko ke Yerusalem berjalak tempuh 35 Km. Letak kota Yerusalem lebih tinggi dari kota Yeriko. Yesus dan rombongan berjalan melalui Betfage dan Betania. Betfage dan Betania adalah desa disebelah Timur Bukit Zaitun, yang juga di sebelah Timur Yerusalem. Dari tempat ini Yesus menyuruh murid-Nya tadi untuk menjemput keledai jenis betina yang masih muda yang belum pernah ditunggang orang. Menjadi perhatian kita adalah bahwa murid-Nya tanpa banyak komentar kedua murid pergi dengan mengingat pesan Yesus (guru-Nya). Bagaimana kita para Pendeta, Penatua, Pelayan, apakah kita menjadi penyuruh bagi tugas yang sudah kita terima?
Kedua murid mendapati (ayat 4) segala sesuatu sebagaimana pesan Yesus. Dan ketika kedua murid melepaskan keledai tersebut, orang yang empunya keledai tidak kebratan justru dengan senyum merelakan karena “Tuhan yang memerlukannya.” Apakah yang empunya keledai mengenal Tuhan Yesus? Boleh mungkin yang empunya mengenal Tuhan Yesus dan telah membuat suatu perjanjian lebih dahulu sebelum memasuki kota Yerusalem. Tetapi juga segala sesuatu dapat diperbuat atau telah Tuhan Allah atur sedemikian rupa, hanya melihat keserhanaan murid-Nya atas suruhna Tuan-Nya atau sudah diaturkan Tuhan untuk mewujudkan rencana-Nya, karena Tuhan sendiri yang memerlukannya. Artinya, kalau Tuhan Allah memerlukan maka segalanya akan berjalan lancar, sebab rencana Tuhan tak pernah gagal.
Keledai adalah hewan ternah dipakai tunggangan yang dipakai dalam hidup sehari hari dalam keadaan damai. Keledai muda yang dimaksudkan adalah keledai betina, yang belum pernah ditunggangi orang. Bertujuan untuk maksud suci (kudus) yang selalu diambil hewan muda yang belum pernah dipakai untuk sesuatu pekerjaan (band. Bil.19:2; Ul.2:3; 1Sam 6:7). Keledai adalah lambang perdamaian.
AYAT 7 – 11 : KELEDAI DIBAWA KEPADA YESUS
Selanjutnya keledai dibawa kepada Yesus sedangkan khalayak ramai menghamparkan pakaiannya/jubah di jalan dan pakaian sebagai pelana di atas keledai itu. Nampak sangat sederhana sekali tetapi sungguh bermakna. Yesus dinaikkan ke atas keledai betina kepunyaan raja (band. 1 Raja 1:33-38 “Ketika Daud mengangkat anaknya Salomo menjadi raja, Salomo dinaikkan ke atas keledai betina kepunyaan raja, lalu diurapi di Gihon.” Demikian layaknya Yesus diakui dan dihormati sebagai Raja oleh para pengikut-Nya. Dengan menunggangi keledai muda, Ia menuruni lereng bukit Zaitun menuju kota Yerusalem. Sungguh sangat antusias menyambutnya, nampak para pengiring-Nya menghamparkan pakaian mereka di jalan sebagai tanda penyambutan gembira (band. 2 Raja 9:13 “Segeralah mereka masing-masing mengambil pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga, kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru; “Yehu Raja!”. Sambutan arak-arakan itu adalah untuk menghantarkan Yesus masuk ke Yerusalem.
Ketika mendekati kota yerusalem semua murid dan rombongan yang mengikuti Yesus mulai bergembira dan memuji Allah karena segala mujizat yang telah mereka lihat sendiri, tentu saja dengan harapan yang sangat mendalam bahwa akan banyak lagi tanda mujizat yang akan menyusul di kota Yerusalem. Bunyi sambutan yang kedengaran di Yerusalem diambil dari Zakharia 9:9 dan dari Kitab Mazmur 118:25-26 yang keduanya dianggap sebagai nubuat mengenai Mesias. Hosana artinya: diberilah hormat. Sedangkan kata diberkatilah (ayat. 10) adalah sebagai ucapan salam, kira kira isinya adalah : “Allah menyertai engkau”. Kata Ibrani seperti : Hosana tidak dipakai oleh penulis Lukas karena Lukas bukan orang Yahudi. Sebab mereka mengetahui bahwa Yesus adalah Sang Mesias (Kristus). Demikianlah para pengikut Yesus memuji dan memuliakan Nama Allah karena kepada mereka dinyatakan rahasia bahwa Yesus adalah Mesias Raja Damai. Yesus telah meinjau semuanya apa yang disuarakan khalayak ramai sampai menjelang malam keluarlah mereka ke Betania kira-kira 3 Km dari Yerusalem.
RENUNGAN
Sesuai dengan nama Minggu: Palmarum (Maremare) adalah tanda sukacita. Sukacita itu ialah sambutan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Raja Damai, Mesias Juruselamat Dunia. Sambutan pengakuan Hosiana yang penuh sukacita itu tentunya tidak hanya di mulut saja, dan tidak karena ikut ikutan saja, sungguh murni dari hati yang tulus dan konsisten sepanjang hayat kita orang yang sudah menerima tanda Baptisan Kudus sebagai pengikut Kristus. Jangan seperti mereka nantinya, yang pada hari ini mereka mengelu-elukan Yesus dan mengagungkan Nama Allah, tetapi keesokan harinya mereka berteriak menuntut menyalibkan Tuhan Yesus. Menjadi pertanyaan bagi kita semuanya. Adakah diantara kita saling menyalibkan saudara/i kita oleh karena ketidak kesepahaman kita?
Kalau kita murid yang baik dan taat melaksanakan perintah Yesus Kristus, murid yang Tuhan suruh tidaklah menolak atas tugas panggilan-Nya dan tidak beralasan satu sama lain (bnd. tugas kita masing-masing stelah menerima tugas tahbisan sebagai Pendeta, Guru Jemaat, Diakones, Penatua, Evangelis dan bahkan tugas sebagai anggota majelis bukan menjadi ajang berpolitik dalam gereja-Nya). Semuanya kita baik, baik sebagai partohonan maupun sebagai warga jemaat menerima perintah dari yang memimpin kita khususnya dari Yesus Kristus. Hendaklah kita laksanakan dengan hati yang tulus ikhlas.
Orang yang empunya keledai tersebut rela memberikan tanpa bersungut-sungut/tidak menerima jasa, karena Tuhanlah yang memerlukan-Nya. Kepada masing-masing kita haruslah merelakan penyembahan dan persembahan yang sungguh-sungguh tanpa menjumlahkan pemberian kita kepada gereja-Nya. Kepada masing-masing kita berikan kepada Tuhan, karena Tuhan memerlukan-Nya, apakah yang kita berikan berikutnya. Milik-mu yang manakah yang pernah kau berikan untuk memuliakan Dia? Bnd. Abraham rela memberikan anaknya, juga Tuhan Allah rela memberikan Yesus Kristus menjadi korban persembahan demi dirimu, demi diri kita seluruhnya. Amin.
READ MORE