Yohanes 8: 31-38
I. Kwalitas murid Yesus yang sesungguhnya
adalah hidup di dalam firmanNya.
Ia mengatakan,
jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu
adalah benar-benar muridKu. Menjadi murid yang sesungguhnya kita harus tetap
diam dalam firmanNya. Tetap dalam firmanKu diterjemahkan dari meinete en to logo artinya, di dalam, ada atau
berada dalam firmanNya. Kadar
kwalitas menjadi murid yang sesungguhnya adalah hidup di dalam atau berada
dalam firmanNya, bukan hanya mengetahui dan bisa menghafal ayat-ayat firmanNya. Kita sering mendengar
saudara kita berkata; “Saya sudah beberapa kali membaca Alkitab dari Perjanjian
Lama sampai Perjanjian Baru, sehingga saya sudah tahu garis besarnya”. “Saya sudah bisa
menghafal banyak ayat-ayat Alkitab. Murid yang benar-benar, atau orang Kristen
yang benar-benar, tidak hanya sebatas mengetahui, menghafal dan membaca Alkitab
berulangkali, tetapi jauh dari itu, adalah hidupnya ada dan berada di dalam
firman Kristus itu.
Mengetahui
firmanNya belum tentu ada atau berada di dalam firmanNya, tetapi ada atau
berada di dalam firmanNya sudah tentu mengetahui firmanNya. Sejauh ini banyak
mengetahui firman Tuhan, tetapi belum tentu hidupnya ada dan berada di dalam
firman itu. Oleh karena itu, pada saat ini, Yesus mengharapkan kita supaya kita
menjadi murid yang benar-benar.
Hidup, atau
berada di dalam firman Kristus memberi hubungan yang istimewa antara kita
dengan Yesus Kristus, yaitu hubungan antara Guru dan murid. Hubungan antara
Guru dan Murid di sini tidaklah sama dengan hubungan antara guru dengan murid
di sekolah. Hubungan kita sebagai murid dengan Kristus sebagai Guru di dalam
firmanNya, menganugerahkan kebenaran kepada kita, yaitu kebenaran sorgawi. Di
dalam firmanNya disingkapkan kepada kita bagaimana hati dan rancangan Bapa yang
mengutusnya atas hidup kita. Di dalam firmanNya, kita disingkapkan kasih Allah
yang mencintai kehidupan kita. Di dalam firmanNya kita diajar tentang bagaimana
hidup yang berarti dan bermakna. Di dalam firmanNya kita diajar tentang
bagaimana mengasihi Allah dengan segenap hati dan pikiran dan juga mengasihi
sesama. Segala sesuatu telah dinyatakan kepada kita di dalam FirmanNya.
Di dalam
persekutuan kita di dalam firmanNya, kita sebagai muridNya dan Dia sebagai
guru, kita diembankan tugas dan tanggungjawab;
- Kita dipanggil untuk bersekutu
Yesus telah
memanggil kita dan, kita mengikut Yesus. Panggilan Yesus itu kita respon dengan
mengambil sikap dan keputusan pribadi untuk ikutserta bersama Yesus. Mengikut
Yesus adalah hidup bersama Yesus dan bersekutu dengan Dia. Bersekutu dengan
Yesus berarti ikutserta di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, sebagaimana
kita alami melalui baptisan (Rom.
6:3-5). Kemudian oleh pengorbananNya, yang mati dan bangkit untuk kita, maka
kita menjadi tubuh Kristus (bd. 1 Kor. 12:27 )
yang menjadikan semua orang percaya menjadi satu tubuh. Maka kita orang percaya
kepada Yesus Kristus adalah satu tubuh, satu Tuhan, satu iman dan satu di dalam
pengharapan.
Pada
realitasnya, kita memang ada perbedan, karena kita masing-masing menerima
berbagai karunia dari Tuhan sesuai dengan pemberianNya. Kita juga masing-masing
memiliki kepelbagaian bentuk, fungsi, kemampuan, talenta dan kasih karunia.
Akan tetapi justru karena adanya kepelbagaian itulah yang mendorong kita perlu
untuk bersekutu. Sebab masing-masing orang tidak akan hidup oleh dirinya
sendiri. Setiap orang juga pasti membutuhkan orang lain. Oleh karena itu,
setiap orang hendaknya memberlaukan karunia, talenta dan fungsinya
masing-masing untuk membangun persekutuan kita.
- Kita dipanggil untuk melayani
Sebagaimana
Yesus Kristus hidup, demikian juga orang percaya hidup. Yesus Kristus hidup
bukan untuk diriNya sendiri tetapi juga
untuk orang lain. Demikian juga kita sebagai murid Yesus Kristus, baik secara
pribadi maupun bersamasama, kita harus melakukan pelayanan terhadap sesama dan
terhadap orang lain di luar persekutuan kita.
Karena kita
tidak ada yang sempurna, satupun tidak ada. Untuk itu kita harus saling melayani.
Apa yang ada pada seseorang tidak ada pada orang lain, demikian juga
sebaliknya. Oleh karena itu perlu saling melayani, saling menolong dan saling
membantu.
Gereja pada
masa kini sangat sibuk hanya mengurus dirinya sendiri, dan sama sekali kurang
melakukan pelayanan terhadap orang lain di luar dirinya. Bahkan ada kesan kuat,
gereja hanya mengurus dirinya dalam bidang struktur dan sistem pengambilan
keputusan. Sebenarnya sudah cukup banyak struktur dan rumusan keputusan akan
tetapi, semuanya itu masih dalam bentuk perumusan dan konsepsi, sebab ternyata
masih kurang di dalam pelaksanaannya.
Persoalan yang
kita hadapi pada masa kini dan masa depan adalah bagaimana memberlakukan dan
melaksanakan pelayanan tersebut secara konkrit, relevan dan aktual, yang
benar-benar menjadi jawaban atas pergumulan jemaat. Bila hal itu telah terjadi,
maka itulah salah satu indikasi bahwa Gereja telah mandiri dan missioner.
- Kita dipanggil untuk bersaksi
Kita orang
percaya dipanggil untuk bersaksi. Kita tidak cukup hanya bersekutu dan
melayani, tetapi juga harus bersaksi dan memberitakan injil Kristus kepada
semua bangsa.
Kesaksian yang
dimaksud tidak hanya melalui ungkapan tetapi terlebih melalui tindakan dan
perbuatan. Oleh karena itu, seluruh kehidupan kita adalah sebagai suatu
kesaksian tentang Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kita.
Harus diakui
bahwa kesaksian kita bukan hanya dibutuhkan di kalangan orang-orang seiman,
tetapi terlebih di hadapan dan di tengah-tengah kehidupan orang lain yang bukan
seiman. Bernyanyi, berdoa, berkhotbah dan bersaksi di tengah persekutuan kita
pasti tidak mempunyai masalah. Akan tetapi yang menjadi tantangan adalah
bagaimana bersaksi di negeri orang, yang tidak seiman dengan kita.
II. Murid yang hidup dalam Firman Kristus mengetahui
kebenaran, yaitu kebenaran yang memerdekakan
- Yesus adalah pewarta atau penyampai atau kominikator kebenaran
Yesus berkata
kepada Pilatus ; “Engkau mengatakan bahwa Aku
adalah Raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia
ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran (18:37 ). Dan dalam Yoh. 14:6 Yesus berkata;
“Akulah kebenaran”.
Dialah yang
menyingkap tabir bayang-bayang dan menjadikan semuanya terang; Dialah yang
menunjukkan jalan yang benar bagi kita di tengah-tengah kesimpangsiuran hidup;
Dialah yang memampukan kita menentukan pilihan yang benar di tengah-tengah
kebingungan untuk mengambil keputusan; Dialah yang memberitahu kita tentang apa
yang harus dipercaya di tengah-tengah suara yang menggiurkan.
- Kebenaran itu memerdekakan kita
Kebenaran yang
dibawa Yesus membebaskan kita dari ketakutan untuk berhubungan dengan Allah.
Rasa takut, rasa tidak pantas, dan rasa bersalah terhadap Allah, oleh kebenaran
Yesus, kita dibebaskan dari semua itu. Kebenaran itu membebaskan kita dari
frustrasi, kelemahan dan kekalahan. Terutama kebenaran itu membebaskan kita
dari kuasa dosa dan kematian. Oleh karena itu, Yesus adalah pembebas yang agung
di dunia ini.
- Kebenaran itu bisa menimbulkan rasa sakit
Orang Farisi
berusaha membunuh Yesus, karena Yesus memberitahukan kebenaran kepada mereka.
Orang yang tidak menginginkan kebenaran, bisa saja menutup mata dan telinganya
terhadap kebenaran itu. Mereka bisa saja membunuh orang yang memberitakan
kebenaran. Dengan menolak mendengar suara yang memberitakan kebenaran, tak
seorangpun dapat menghancurkan kebenaran itu.
Untuk itu,
rasa sakit yang ditimbulkan kebenaran itu, marilah kita sikapi ke arah
perubahan dan pembangunan diri kita di
hadapan Allah.
Saudara Yang
kukasihi, hidup kita sebagai murid Yesus akan berarti dan bermakna jikalau kita
tetap hidup dan tinggal di dalam firmanNya. Kristus telah memerdekakan kita
oleh kebenaran sorgawi itu. Tuhan Yesus berkata; … Dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap …(Yoh. 15:16 ). Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman (Mat. 28: 20b). Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar