Sabtu, 17 Desember 2011

Renungan


Yohanes 8: 31-38


 I.       Kwalitas murid Yesus yang sesungguhnya adalah hidup di dalam firmanNya.
Ia mengatakan, jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu adalah benar-benar muridKu. Menjadi murid yang sesungguhnya kita harus tetap diam dalam firmanNya. Tetap dalam firmanKu diterjemahkan dari  meinete en to logo artinya, di dalam,  ada atau berada dalam firmanNya. Kadar kwalitas menjadi murid yang sesungguhnya adalah hidup di dalam atau berada dalam firmanNya, bukan hanya mengetahui dan bisa menghafal  ayat-ayat firmanNya. Kita sering mendengar saudara kita berkata; “Saya sudah beberapa kali membaca Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, sehingga saya sudah tahu garis besarnya”. “Saya sudah bisa menghafal banyak ayat-ayat Alkitab. Murid yang benar-benar, atau orang Kristen yang benar-benar, tidak hanya sebatas mengetahui, menghafal dan membaca Alkitab berulangkali, tetapi jauh dari itu, adalah hidupnya ada dan berada di dalam firman Kristus itu.
Mengetahui firmanNya belum tentu ada atau berada di dalam firmanNya, tetapi ada atau berada di dalam firmanNya sudah tentu mengetahui firmanNya. Sejauh ini banyak mengetahui firman Tuhan, tetapi belum tentu hidupnya ada dan berada di dalam firman itu. Oleh karena itu, pada saat ini, Yesus mengharapkan kita supaya kita menjadi murid yang benar-benar.

Hidup, atau berada di dalam firman Kristus memberi hubungan yang istimewa antara kita dengan Yesus Kristus, yaitu hubungan antara Guru dan murid. Hubungan antara Guru dan Murid di sini tidaklah sama dengan hubungan antara guru dengan murid di sekolah. Hubungan kita sebagai murid dengan Kristus sebagai Guru di dalam firmanNya, menganugerahkan kebenaran kepada kita, yaitu kebenaran sorgawi. Di dalam firmanNya disingkapkan kepada kita bagaimana hati dan rancangan Bapa yang mengutusnya atas hidup kita. Di dalam firmanNya, kita disingkapkan kasih Allah yang mencintai kehidupan kita. Di dalam firmanNya kita diajar tentang bagaimana hidup yang berarti dan bermakna. Di dalam firmanNya kita diajar tentang bagaimana mengasihi Allah dengan segenap hati dan pikiran dan juga mengasihi sesama. Segala sesuatu telah dinyatakan kepada kita di dalam FirmanNya.

Di dalam persekutuan kita di dalam firmanNya, kita sebagai muridNya dan Dia sebagai guru, kita diembankan tugas dan tanggungjawab;

  1. Kita dipanggil untuk bersekutu
Yesus telah memanggil kita dan, kita mengikut Yesus. Panggilan Yesus itu kita respon dengan mengambil sikap dan keputusan pribadi untuk ikutserta bersama Yesus. Mengikut Yesus adalah hidup bersama Yesus dan bersekutu dengan Dia. Bersekutu dengan Yesus berarti ikutserta di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, sebagaimana kita alami melalui baptisan (Rom. 6:3-5). Kemudian oleh pengorbananNya, yang mati dan bangkit untuk kita, maka kita menjadi tubuh Kristus (bd. 1 Kor. 12:27) yang menjadikan semua orang percaya menjadi satu tubuh. Maka kita orang percaya kepada Yesus Kristus adalah satu tubuh, satu Tuhan, satu iman dan satu di dalam pengharapan.
Pada realitasnya, kita memang ada perbedan, karena kita masing-masing menerima berbagai karunia dari Tuhan sesuai dengan pemberianNya. Kita juga masing-masing memiliki kepelbagaian bentuk, fungsi, kemampuan, talenta dan kasih karunia. Akan tetapi justru karena adanya kepelbagaian itulah yang mendorong kita perlu untuk bersekutu. Sebab masing-masing orang tidak akan hidup oleh dirinya sendiri. Setiap orang juga pasti membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, setiap orang hendaknya memberlaukan karunia, talenta dan fungsinya masing-masing untuk membangun persekutuan kita.

  1. Kita dipanggil untuk melayani
Sebagaimana Yesus Kristus hidup, demikian juga orang percaya hidup. Yesus Kristus hidup bukan untuk diriNya sendiri  tetapi juga untuk orang lain. Demikian juga kita sebagai murid Yesus Kristus, baik secara pribadi maupun bersamasama, kita harus melakukan pelayanan terhadap sesama dan terhadap orang lain di luar persekutuan kita.
Karena kita tidak ada yang sempurna, satupun tidak ada. Untuk itu kita harus saling melayani. Apa yang ada pada seseorang tidak ada pada orang lain, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu saling melayani, saling menolong dan saling membantu.
Gereja pada masa kini sangat sibuk hanya mengurus dirinya sendiri, dan sama sekali kurang melakukan pelayanan terhadap orang lain di luar dirinya. Bahkan ada kesan kuat, gereja hanya mengurus dirinya dalam bidang struktur dan sistem pengambilan keputusan. Sebenarnya sudah cukup banyak struktur dan rumusan keputusan akan tetapi, semuanya itu masih dalam bentuk perumusan dan konsepsi, sebab ternyata masih kurang di dalam pelaksanaannya.
Persoalan yang kita hadapi pada masa kini dan masa depan adalah bagaimana memberlakukan dan melaksanakan pelayanan tersebut secara konkrit, relevan dan aktual, yang benar-benar menjadi jawaban atas pergumulan jemaat. Bila hal itu telah terjadi, maka itulah salah satu indikasi bahwa Gereja telah mandiri dan missioner.

  1. Kita dipanggil untuk bersaksi
Kita orang percaya dipanggil untuk bersaksi. Kita tidak cukup hanya bersekutu dan melayani, tetapi juga harus bersaksi dan memberitakan injil Kristus kepada semua bangsa.
Kesaksian yang dimaksud tidak hanya melalui ungkapan tetapi terlebih melalui tindakan dan perbuatan. Oleh karena itu, seluruh kehidupan kita adalah sebagai suatu kesaksian tentang Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kita.
Harus diakui bahwa kesaksian kita bukan hanya dibutuhkan di kalangan orang-orang seiman, tetapi terlebih di hadapan dan di tengah-tengah kehidupan orang lain yang bukan seiman. Bernyanyi, berdoa, berkhotbah dan bersaksi di tengah persekutuan kita pasti tidak mempunyai masalah. Akan tetapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana bersaksi di negeri orang, yang tidak seiman dengan kita.

II.    Murid yang hidup dalam Firman Kristus mengetahui kebenaran, yaitu kebenaran yang memerdekakan
  1. Yesus adalah pewarta atau penyampai atau kominikator kebenaran
Yesus berkata kepada Pilatus; “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah Raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran (18:37). Dan dalam Yoh. 14:6 Yesus berkata; “Akulah kebenaran”.
Dialah yang menyingkap tabir bayang-bayang dan menjadikan semuanya terang; Dialah yang menunjukkan jalan yang benar bagi kita di tengah-tengah kesimpangsiuran hidup; Dialah yang memampukan kita menentukan pilihan yang benar di tengah-tengah kebingungan untuk mengambil keputusan; Dialah yang memberitahu kita tentang apa yang harus dipercaya di tengah-tengah suara yang menggiurkan.

  1. Kebenaran itu memerdekakan kita
Ada kekuatan yang memerdekakan di dalam kebenaran itu. Ibarat anak kecil sering memperoleh gambaran yang salah dan menakutkan tentang sesuatu dan karenanya ia bisa merasa sangat ketakutan. Tetapi kalau ia diberitahu tentang hal yang benar ia terbebaskan dari ketakutannya.
Kebenaran yang dibawa Yesus membebaskan kita dari ketakutan untuk berhubungan dengan Allah. Rasa takut, rasa tidak pantas, dan rasa bersalah terhadap Allah, oleh kebenaran Yesus, kita dibebaskan dari semua itu. Kebenaran itu membebaskan kita dari frustrasi, kelemahan dan kekalahan. Terutama kebenaran itu membebaskan kita dari kuasa dosa dan kematian. Oleh karena itu, Yesus adalah pembebas yang agung di dunia ini.

  1. Kebenaran itu bisa menimbulkan rasa sakit
Orang Farisi berusaha membunuh Yesus, karena Yesus memberitahukan kebenaran kepada mereka. Orang yang tidak menginginkan kebenaran, bisa saja menutup mata dan telinganya terhadap kebenaran itu. Mereka bisa saja membunuh orang yang memberitakan kebenaran. Dengan menolak mendengar suara yang memberitakan kebenaran, tak seorangpun dapat menghancurkan kebenaran itu.
Untuk itu, rasa sakit yang ditimbulkan kebenaran itu, marilah kita sikapi ke arah perubahan dan  pembangunan diri kita di hadapan Allah.


Saudara Yang kukasihi, hidup kita sebagai murid Yesus akan berarti dan bermakna jikalau kita tetap hidup dan tinggal di dalam firmanNya. Kristus telah memerdekakan kita oleh kebenaran sorgawi itu. Tuhan Yesus berkata; … Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap …(Yoh. 15:16).  Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28: 20b). Amin 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar